Siapa sangka berawal dari game Call of Duty, salah satu game online ini menjadi motif untuk melakukan tindak pencurian cryptocurrency. Hal ini terjadi di Chicago Amerika Serikat. Sekelompok grup pemain game Call of Duty ini menggasak lebih dari USD 3 juta dalam bentuk cryptocurrency melalui peretasan 100 lebih ponsel pengguna.
Dua orang yang sudah masuk dalam daftar perkara pengadilan menurut FBI adalah pria asal Doltong dan Bloomington. Di kasus yang sudah masuk di pengadilan tersebut, pria asal Bloomington menyebut dirinya tidak bersalah.
Pihak FBI menerangkan bahwa pria asal Bloomington bertemu dengan beberapa orang lain saat bermain game Call of Duty. Saat dirinya bermain, tiba-tiba dalam chat dia dipaksa untuk ikut melakukan aksi peretasan itu.
Dituliskan dari Chicago Suntimes, pria tersebut dipaksa dan diintimidasi melalui skema SWATting. Modus SWATting ini adalah upaya jahil untuk membuat panggilan emergensi palsu dengan memberikan laporan panggilan palsu kepada pihak yang berwenang, SWAT.
Takut dengan intimidasi tersebut, pria Bloomington itu terpaksa menuruti keinginan grup tersebut. Dan kemudian melakukan peretasan pada 100 lebih ponsel pengguna. Setelah grup itu berhasil meretas ratusan ponsel tersebut, dilanjutka dengan menggasak akun cryptocurrency milik korban.
Total uang yang berhasil dicuri berjumlah setidaknya USD 3,3 juta. Kabarnya, dari total tersebut ada USD 805.000 berasal dari token Augur. Sedangkan sisanya yang lain dalam bentuk Bitcoin dan Ether. Kelompok tersebut lalu memindah seluruh aset kripto itu ke wallet pribadi mereka. Sedangkan pihak Augur sendiri pernah melapor pada FBI pada 12 Desember 2016 lalu bahwa karyawan maupun investor telah menjadi sasaran pencurian.
Sementara di tanggal 1 Agustus, pihak FBI dikabarkan telah menggerebek rumah pria asal Dolton dan menyita perangkat komputer maupun ponsel pribadinya. Sempat memberikan pernyataan tertulis kepada FBI, pria asal Bloomington menyebut dia dan beberapa anggota lain melakukan percakapan pada tanggal 31 Januari 2017.
Di dalam transkrip percakapan itu, sekelompok orang itu berbincang untuk memeras korban dan mencoba mencuri aset Augur korban. Dalam percakapan itu, tersangka menulis “LOL” dan tertawa sembari kembali menulis “hack the planet”.
Meski dalam kasus tersebut pria asal Bloomington terlibat dalam aksi, namun ia menyatakan bahwa dia adalah korban pemerasan, karena dipaksa untuk ikut dalam aksi peretasan itu. Ia menyebut dirinya tidak mendapat keuntugan apapun dalam kasus tersebut.